Pemimpin Muda Indonesia | ![]() | ![]() | ![]() |
Jakarta, 28 Maret 2008
Jakarta. KLA.Org- Badan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk anak, UNICEF, dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan sejak tahun 2004 menandai peringatan Hari Anak Nasional dengan menyampaikan “Penghargaan untuk Pemimpin Muda Indonesia”. Setiap tahunnya penghargaan diberikan kepada tiga anak yang telah berjasa dalam memasyarakatkan dan memajukan hak-hak anak di Indonesia. Penghargaan ini merupakan pengakuan penting terhadap upaya yang telah dilakukan oleh anak untuk sesama anak dan bangsa Indonesia.
Selama empat tahun berturut-turut, Presiden Republik Indonesia berkenan menyampaikan piagam penghargaan kepada penerima “Penghargaan untuk Pemimpin Muda Indonesia” dalam puncak acara peringatan Hari Anak Nasional. Berikut ini adalah profil penerima “Penghargaan untuk Pemimpin Muda Indonesia” tahun 2004: Esti Maryanti Ipaenim, pelajar SMA berusia 16 tahun dari kota Ambon yang telah secara aktif memasyarakatkan hak anak di Ambon sejak tahun 2001. Melalui organisasi yang diketuainya di Ambon, Parlemen Anak, Esti dan teman-temannya berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hak-hak anak. “Jika masyarakat mengetahui apa itu hak anak, saya yakin kesadaran mereka tentang pentingnya perlindungan anak akan meningkat,” ujar Esti. Pada tahun 2003 Esti terpilih sebagai ketua Parlemen Anak Maluku. “Ini memang tugas yang berat, tapi saya sangat menikmatinya. Parlemen Anak adalah wahana dimana anak-anak dari kedua komunitas yang bertikai bisa bertemu. Ini merupakan jalan yang bagus untuk mencapai Maluku yang damai,” tutur Esti.
Selain berkegiatan di tingkat daerah, Esti juga berpartisipasi dalam berbagai kegiatan nasional, seperti dalam Kongres Anak. Pada Kongres Anak tahun 2003, Esti bersama empat anak lainnya terpilih sebagai Duta Anak Indonesia. Di sekolahnya, SMAN 11 Ambon (dahulu SMU Negeri 3 Alternatif), Esti juga aktif sebagai penyuluh sebaya HIV/AIDS. Syarifah Amelia, pelajar berusia 14 tahun dari Tanjungpandan Belitung ini telah terlibat dalam pemasyarakatan hak-hak anak sejak tahun 2002. Lewat kegiatan mendongeng, seni-budaya, Remaja Mesjid, dan OSIS, dia mengenalkan teman-teman sebayanya pada hak anak. Sejak tahun 2003 dia aktif bergabung dengan Lembaga Perlindungan Anak propinsi Bangka Belitung, dan mensosialisasikan pentingnya perlindungan anak. Dia ikut menghimbau agar Kepolisian selalu menggunakan UU Perlindungan Anak ketika menangani anak yang terlibat dalam perkara hukum. Amelia juga berupaya mendesak Pemerintah daerah agar memberikan Akta Kelahiran gratis bagi anak di Bangka Belitung. Dalam Kongres Anak IV baru-baru ini Amelia terpilih sebagai Duta Anak Indonesia di bidang Pendidikan. “Sebagai Duta Anak, saya harus berjuang untuk memastikan bahwa hak-hak anak bisa terpenuhi. Saya ingin seperti kakek saya yang dulu ikut berjuang meraih kemerdekaaan bangsa kita,” tutur Amelia yang baru saja masuk SMA II Sungai Liat, Bangka.
Teguh Raharjo, pelajar SMK 3 Yogyakarta berusia 16 tahun ini telah aktif memasyarakatkan hak-hak anak sejak tahun 2001. Dia memfasilitasi berbagai forum anak, dan pernah menyampaikan resolusi yang dirumuskan anak-anak kepada Menteri Sosial dan Komisi VII DPR RI. Dalam Kongres Anak IV, Teguh bertindak sebagai Pimpinan Sidang. Teguh juga aktif di organisasi kemasyarakatan, Karang Taruna, dan Remaja Mesjid. Lewat organisasi-organisasi tersebut Teguh memasyarakatkan hak anak. “Untuk memenuhi hak anak, kita harus melibatkan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintah, dan anak sendiri. Kerjasama yang baik antar semua unsur tersebut sangat penting artinya,” ujar remaja yang selalu menjabat sebagai Ketua OSIS sejak berusia 13 tahun tersebut. Pada tahun 2005, “Penghargaan untuk Pemimpin Muda Indonesia” diterima oleh: Bella Diniyah Putri, pelajar SMP berumur 13 tahun dari Tanggamus, Lampung telah aktif mempromosikan hak anak di Lampung sejak tahun 2002. Melalui organisasi yang dipimpinnya - Komisi Anak - Bella dan rekan-rekannya menumbuhkan kesadaran masyarakat akan hak anak melalui seni, musik dan olahraga. Sejak tahun lalu Bella juga terlibat aktif dalam kegiatan dakwah dengan menjadi da’i anak. Bella menyampaikan ceramah di berbagai mesjid dan tempat-tempat lainnya. Melalui dakwah tersebut Bella mempromosikan isu-isu hak anak. Bulan lalu Bella melawat ke Bangkok, mewakili Indonesia dalam Konsultasi Regional mengenai Kajian Sekretaris Jenderal PBB mengenai Kekerasan terhadap anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar